Gula Alkohol (Polyol)
A. Gula Alkohol
Konsumsi sukrosa sebagai pemanis makanan sekarang mulai
digantikan dan dikurangi penggunaanya. Bahan pengganti gula harus memenuhi
persyaratan yaitu harus mempunyai rasa manis, tidak toksik, tidak mahal, tidak bisa
diragikan oleh bakteri plak gigi, berkalori, di samping
itu
juga harus dapat dikerjakan secara industrial. Dari semua persyaratan tersebut,
maka bahan pengganti gula yang baik adalah yang berasal dari golongan gula
alkohol (Soesilo, Diana, 2005).
Gula alkohol merupakan monosakarida atau disakarida
yang memiliki banyak gugus hidroksil.Gula alkohol terdapat di alam, tapi lebih
banyak produk hidrogenasi dari mono-disakarida, contohnya sorbitol dari
glukosa, maltitol dari maltosa. Gula jenis ini tidak mengandung grup karbonil
pereduksi sehingga kurang reaktif (Prangdimurti
E, 2007).
Gula alkohol atau poliol
didefinisikan sebagai turunan sakarida yang gugus keton atau aldehidnya diganti
dengan gugus hidroksil. Poliol adalah pemanis bebas gula. Poliol adalah
karbohidrat tetapi bukan gula. Tidak seperti pemanis berpotensi tinggi seperti aspartame
yang digunakan dalam jumlah kecil, poliol digunakan dalam jumlah yang sama
seperti dukrosa. Secara kimia, poliol disebut alkohol polihidrat atau gula
alcohol karena bagian dari struktur poliol mernyerupai gula dan bagian ini
mirip dengan alkohol.
Tetapi pemanis bebas
gula ini bukan gula dan juga bukan alkohol. Poliol diturunkan dari karbohidrat
yang gugus karbonilnya (aldehid atau keton, gula pereduksi) direduksi menjadi
gugus hidroksi primer atau sekunder. Poliol mempunyai rasa dan kemanisan hampir
sama dengan gula tebu (sukrosa), bahkan beberapa jenis lebih manis. Poliol diturunkan
dari gula tetapi tidak dimetabolisme seperti halnya metabolisme gula oleh tubuh.
Beberapa keuntungan penggunaan poliol yaitu:
- Makanan yang ditambahkan poliol
kalorinya lebih rendah dan bebas gula dari pada makanan yang tidak
ditambah poliol
- Rasa poliol seperti gula pada umumnya
(gula tebu atau sukrosa)
- Kalorinya lebih rendah daripada
gula
- Tidak menyebabkan kerusakan
gigi
- Tidak mengalami reaksi Maillard
dalam pemanggangan
- Menurunkan respon insulin
Beberapa karakteristik
dari poliol yaitu kalori yang lebih sedikit, pemanis, kemampuan untuk
mempertahankan kadar air (humektan), sebagai bahan pengisi dan penurun
“freeze point”. Poliol adalah bahan serba guna yang digunakan dalam
berbagai aplikasi untuk memberikan nilai tambah.
Gula alkohol dikembangkan sebagai pengganti pemanis
sukrosa, tetapi memiliki efek yang baik terutama untuk kesehatan gigi dan
mencegah obesitas karena memiliki indeks glikemik yang rendah. Ada 2 golongan
gula alkohol berdasarkan metabolismenya dalam tubuh yaitu: (Prangdimurti E, 2007).
1)
sedikit dapat diserap tapi dapat dimetabolisme,
dan
2)
dapat diserap tapi tidak dapat
dimetabolisme.
Tabel
1. Tingkat kemanisan relatif pemanis non nutritif
|
Kemanisan (% terhadap sukrosa)
|
OLIGOSAKARIDA
|
Neosugar (Frukto-
oligosakarida)
|
30-60
|
Galakto-oligosakarida
|
20-40
|
Xylo- oligosakarida
|
50
|
Isomalto- oligosakarida
|
50
|
Soybean oligosakarida
|
70
|
Laktosukrosa
|
35-60
|
Laktulosa
|
60-70
|
Coupling sugar
|
50-60
|
Palatinosa
|
37-45
|
DISAKARIDA
ALKOHOL
|
Maltitol
|
80-95
|
Laktitol
|
30-40
|
Palatinit (sorbitol dan
manitol, 1:1)
|
30-40
|
MONOSAKARIDA
ALKOHOL
|
Erythritol (tetrosa alkohol)
|
75-85
|
Sorbitol (heksosa alkohol)
|
60-70
|
Manitol (heksosa alkohol)
|
50
|
Gula alkohol
diklasifikasikan berdasarkan jumlan unit sakarida yang terdapat dalam molekul.
Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah monosakarida turunan glukosa,
mannose dan xylosa. Maltitol dan lacitol adalah disakarida turunan dari
hidrogenasi maltose dan laktosa. Isomalt (juga dikenal sebagai palatinit)
adalah campuran 1:1 α-D-glocopyranosyl-[1-6-]-D-sorbitol
(GPS) dan α-D-glocopyranosyl-[1-6]-D-mannitol(GPM).
B. Sorbitol
Sorbitol (C6H14O6) berasal dari golongan gula alkohol.
Gula alkohol merupakan hasil reduksi dari glukosa di mana semua atom oksigen
dalam molekul gula alkohol yang sederhana terdapat dalam bentuk kelompok hidroksil,
sinonim dengan polyhidric alcohol (polyols). Polyols dapat
dibagi menjadi dua yaitu polyols asiklik dan polyols siklik.
Sorbitol termasuk dalam kelompok polyols asiklik dengan enam rantai
karbon (Soesilo, Diana, 2005).
Sorbitol merupakan salah satu pemanis alternatif pengganti
gula yang berasal dari golongan gula alkohol dan sering digunakan dalam
makanan. Sorbitol (C6H14O6) paling banyak digunakan terutama di Indonesia
sebagai pemanis pengganti gula karena bahan dasarnya mudah diperoleh dan
harganya murah. Di Indonesia, sorbitol diproduksi dari tepung umbi tanaman singkong
(Manihot Utillissima Pohl) yang termasuk keluarga Euphoribiaceae.
Selain itu sorbitol juga dapat ditemui pada alga merah Bostrychia scorpiodes
yang mengandung 13,6% sorbitol. Tanaman berri dari spesies Sorbus
Americana mengandung 10% sorbitol. Famili Rosaceae seperti buah pir,
apel, ceri, prune, peach, dan aprikot juga mengandung sorbitol. Sorbitol
juga diproduksi dalam jaringan tubuh manusia yang merupakan hasil katalisasi
dari D-glukosa oleh enzim aldose reductase, yang mengubah struktur
aldehid (CHO) dalam molekul glukosa menjadi alkohol (CH2OH) (Soesilo, Diana, 2005).
Sorbitol berfungsi sebagai pengganti sukrosa dalam
mencegah terjadinya karies gigi (Anomynous, 2007). Sorbitol bersifat non-cariogenic
dan dapat
digunakan sebagai pengganti sukrosa pada penderita penyakit diabetes.
Nilai kalori makanan yang mengandung sorbitol sama tinggi dengan gula,
tapi rasa manisnya kira-kira hanya 60 persen rasa manis sukrosa dengan 2,6
kalori per 1 gram. Memiliki kesan halus dengan manis, sejuk dan menyenangkan selera
di mulut (Soesilo,
Diana, 2005).
Saat ini sorbitol secara
komersial diproduksi oleh hidrogenasi glukosa dan tersedia dalam bentuk cair dan kristal. Sorbitol telah dikukuhkan sebagai GRAS
oleh US Food and Drug Administration dan ini telah disetujui untuk digunakan
oleh Uni Eropa dan banyak negara di seluruh dunia, termasuk Australia,
Kanada dan Jepang.
Di
Indonesia, sorbitol lebih banyak digunakan daripada jenis gula alkohol lainnya
karena bahan dasar pembuatannya lebih mudah diperoleh dan harganya lebih murah
dari tepung tapioka.
Ciri-Ciri
Sorbitol
- Menyediakan
bulk dan manis dengan bersih, sejuk menyenangkan selera
- Menyediakan
satu sepertiga lebih sedikit kalori daripada gula – sekitar 2,6 kalori per gram
- Humectant
sangat baik, dan anti-texturizing agen mengkrista
- Dapat digunakan dalam berbagai produk,
termasuk permen bebas gula, permen karet,makanan penutup beku dan makanan
yang dipanggang
- Tidak
memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi
- Berguna
sebagai alternatif untuk gula bagi penderita diabetes atas saran dari
penyedialayanan kesehatan mereka
Keuntungan
Fungsional
·
Sorbitol digunakan sebagai Humektan
Dalam berbagai
jenis produk untuk perlindungan terhadap hilangnya kadar air. Kemampuannya
menstabilkan kadar air dan sifat-sifat tekstur sorbitol dimanfaatkan dalam
produksi permen, makanan yang dipanggang dan cokelat di mana produk cenderung
menjadi kering atau mengeras. Kemampuannya menstabilkan kadar air dapat
melindungi produk ini dari pengeringan dan menjaga kesegaran awal selama
penyimpanan.
Sorbitol sangat stabil dan tidak reaktif secara
kimia. Sorbitol dapat menahan temperatur tinggi dan tidak ikut bereaksi
dalam reaksi Maillard (kecoklatan). Hal ini menguntungkan, misalnya, dalam
produksi kue di mana warna segar diinginkan tanpa munculnya kecoklatan yang
diinginkan. Sorbitol juga mengkombinasikan dengan baik dengan bahan
makanan lain seperti gula, gelling agen, protein dan lemak nabati.
Sorbitol berfungsi dengan baik di banyak produk makanan seperti permen
karet, permen,makanan pencuci mulut beku, kue-kue, serta produk perawatan
mulut, termasuk pasta gigi dan obat kumur.
·
Tidak menimbulkan Karies gigi.
Sorbitol lebih aman terhadap gigi karena sorbitol
difermentasikan dengan lambat oleh bakteri Sterptococcus mutans . Sorbitol
dapat menyebabkan terjadinya sedikit penurunan pH plak dan setelah proses
adaptasi bakteri plak mampu memfermentasi sorbitol. Sorbitol bersifat hypoacidogenic
atau memiliki potensi kariogenik yang rendah (Anomynous, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian klinis dinyatakan bahwa sorbitol
dapat menurunkan pH tetapi tidak lebih dari 5,7. Penelitian in vitro
menunjukkan bahwa Streptoccocus mutans tidak dapat mensintesa sorbitol
untuk menghasilkan polisakarida seluler yang dapat melekat pada permukaan gigi.
Dari hasil penelitian lain diketahui bahwa sorbitol dapat diuraikan oleh Streptoccocus
mutans sehingga pH menjadi turun, namun kecepatan fermentasinya sangat
rendah dibandingkan dengan sukrosa sehingga asam yang terbentuk dapat
dinetralisir saliva sehingga pH yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap
pembentukan karies gigi (Anomynous,
2007).
Sorbitol juga diproduksi didalam
jaringan tubuh manusia yang merupakan hasil katalisasi dari D-glukosa oleh
enzim aldose reductase, yang mengubah struktur aldehid (CHO) dalam
molekul glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Didalam tubuh sorbitol dapat
dikatalisis oleh enzim sorbitol dehidrogenase untuk selanjutnya menjadi
fruktosa, tapi fruktosa yang dihasilkan oleh sorbitol tidak dapat melewati
siklus asam piruvat. Pada hasil akhirnya sorbitol tidak memproduksi asam
laktat, asam format, etanol sehingga tidak dapat menyebabkan pH saliva menjadi
asam (Anomynous, 2007).
Sorbitol
(C6H14O6)

Sorbitol
Dehidrogenase
Fruktosa
Fruktokinase
Fruktosa
1- P
Aldolase
DHAP
plus Glyceraldehide
Alkohol Dehidrogenase
Gliserol
Lipogenesis
Gambar 1. Skema jalur metabolisme sorbitol
- Digunakan
sebagai diet bagi penderita diabetes.
Pengendalian gula
darah, lipid dan berat badan adalah tiga tujuan utama pengelolaan diabetes.
Sorbitol diserap perlahan-lahan. Oleh karena itu, ketika sorbitol digunakan,
kenaikan glukosa darah dan respon insulin yang terkait dengan konsumsi glukosa dapat dikurangi secara signifikan. Pengurangan nilai kalori (2,6 kalori
per gramversus 4,0 untuk gula) dari sorbitol adalah konsisten dengan tujuan
pengendalian berat badan. Produk pemanis dengan sorbitol di tempat gula
mungkin berguna dalam menyediakan lebih banyak jenis dikurangi kalori dan
pilihan bebas gula untuk penderita diabetes.
Menyadari
bahwa diabetes adalah rumit dan persyaratan untuk manajemen
dapat bervariasi antara individu, manfaat sorbitol harus didiskusikan
antara individu dan penyedia layanan kesehatan mereka.
Makanan manis dengan sorbitol mungkin mengandung bahan-bahan lain yang juga
memberikan kontribusi kalori dan nutrisilainnya. Ini harus dipertimbangkan
dalam perencanaan makan.
Kerugian
Sorbitol
Kerugian sorbitol apabila dipakai
dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya diare karena sorbitol
sangat sedikit diabsorbsi oleh usus halus dan akan langsung masuk ke usus besar
sehingga dapat menunjang terjadinya diare dan perut kembung (Anomynous, 2007).
Keamanan penggunaan
sorbitol telah dijamin oleh FDA (the Food and Drug Administration)
melalui berbagai penelitian. Namun apabila terlalu banyak dikonsumsi, sorbitol
dapat menyebabkan nyeri abdomen, menimbulkan gas, serta diare sedang hingga
parah. Asupan sorbitol sebanyak 20 gram per hari telah dilaporkan mengakibatkan
diare parah pada seorang wanita, sedangkan seorang lainnya terpaksa dirawat di
rumah sakit setelah mengkonsumsi sebanyak 30 gram sorbitol per hari. Sorbitol
dapat pula menyebabkan terhambatnya
penyerapan fruktosa (Anomynous,
2008).
Metabolisme
dalam Tubuh
Sorbitol
diserap tubuh secara tidak sempurna (sekitar 50-79% diserap) sehingga tidak meningkatkan level insulin sebanyak
gula, juga tidak menimbulkan kerusakan gigi. Absorbs sorbitol dapat meningkat
apabila terdapat glukosa dalam campuran makanan atau hasil hidrolisis maltitol.
Presentase sorbitol yang dapat dimetabolisme hanya 10-20% dari sorbitol yang
dicerna. Sorbitol tidak dapat dicerna di usus kecil setelah mencapai kolon, akan
terfermentasi oleh bekteri di kolon untuk menghasilkan asam lemak jenuh rantai
pendek seperti asam asetat, propionate dan asam butirat serta gas seperti hidorgen dan
metan. Asam lemak jenuh rantai pendek diabsorbsi dan memberikan energi pada tubuh.
Gas ini dapat menimbulkan flatulensi, kram perut, kembung dan diare.
Proses
Pembuatan
Sorbitol
secara komersial dibuat dari glukosa (turunan pati jagung) yang dihidrogenasi katalitik
pada tekanan tinggi, reduksi elektrolit melalui reaksi kimia atau dengan fermentasi.
Konversi gula ke dalam bentuk sorbitol merupakan reaksi adisi dua
unsur hidrogen terhadap aldosa (glukosa) melalui pemutusan ikatan rangkap
C dan O pada gugus fungsional aldehid.
C. Mannitol
Manitol adalah poliol (gula alkohol) banyak digunakan
dalam makanan dan industry farmasi karena sifat fungsional yang unik. Mannitol
mempunyai tingkat kemanisan sekitar 50% semanis sukrosa dan memiliki efek
pendinginan yang diinginkan sering digunakan untuk menutupi
pahit. Manitol adalah non-cariogenic dan memiliki kandungankalori rendah.
Manitol cocok untuk konsumsi dan telah digunakan secara aman di seluruh dunia
selama lebih dari 60 tahun. Manitol ditemukan dalam kelimpahan di alam,
terutama di exudates dari pohon-pohon, dan di laut segar ganggang dan jamur.
Ini merupakan isomer dari sorbitol dan biasanya diproduksi pada hari ini oleh
hidrogenasi khusus sirup glukosa. Manitol secara komersial tersedia dalam
berbagai bentuk serbuk dan granular.
Ciri-ciri
Manitol
- Pemanis
berkalori dengan hanya 1,6 kalori per gram
- Nonhigroskopis
- Menyediakan
rasa manis dengan bersih, sejuk menyenangkan selera
- Mungkin
pemanis alternatif yang berguna bagi penderita diabetes
- Tidak
memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi
Keuntungan
fungsional
Tidak seperti
sorbitol, sebuah poliol sering digunakan untuk Humectant properti, manitol adalah
nonhygroscopic (tidak memungut kelembaban). Untuk alasan ini, sering digunakan
sebagai bedak untuk permen karet untuk mencegah permen karet menempel manufaktur
peralatan dan pembungkus. Karena titik lebur yang tinggi (165-169oC), manitol juga digunakan dalam lapisan rasa
cokelat agen untuk es krim dan permen. Memiliki rasa menyenangkan, sangat
stabil untuk kelembaban pickup dan tidak discolor pada temperatur
tinggi, yang membuat manitol ideal untuk digunakan dalam farmasi dannutrisi
tablet.
Bermanfaat
untuk Penderita Diabetes
Kontrol
glukosa darah, lipid dan berat badan tiga tujuan utama dalam pengelolaan diabetes.
Manitol secara perlahan diserap dari saluran pencernaan. Oleh karena itu,
ketika manitol digunakan, kenaikan glukosa darah dan insulin permintaan jauh
lebih sedikit dari pada yang dialami setelah konsumsi sukrosa. Berkurangnya nilai kalori manitol dibandingkan dengan sukrosa
(1,6 vs 4,0 kalori per gram) adalah konsisten dengan tujuan untuk mengontrol
asupan kalori dan berat badan pada penderita diabetes. Produk pemanis dengan
manitol sebagai pengganti gula mungkin berguna dalam menyediakan
lebih banyak jenis dikurangi kalori dan gula-pilihan bebas untuk penderita
diabetes. Menyadari bahwa diabetes adalah rumit dan persyaratan untuk
manajemen dapat bervariasi antara individu, manfaat manitol harus didiskusikan
antara individu dan penyedia layanan kesehatan mereka. Makanan manis dengan
manitol mungkin berisi bahan-bahan lain yang juga menyumbang kalori dan nutrisi lainnya. Ini harus dipertimbangkan
dalam perencanaan makan.
Bagaimana
Tubuh Penggunaan manitol
Manitol,
seperti semua poliol, adalah karbohidrat dicerna rendah yang hanya sebagian diserap
dari usus kecil dan tidak dimetabolisme. Pada bagian bawah saluran
pencernaan, bakteri kolon memfermentasi beberapa bagian yang tidak
diserap. Pada beberapa orang, hal ini mungkin kadang-kadang menyebabkan tinja
lebih lembut dari biasanya, mirip dengan efek dari makanan karbohidrat kompleks
seperti kacang-kacangan atau buah prune. Respons seseorang rendah
karbohidrat dicerna individu bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti
jumlah dan frekuensi konsumsi. Regulasi US Food and Drug Administration’s untuk manitol memerlukan
pernyataan label berikut untuk makanan yang layak konsumsi diduga dapat
berakibat pada konsumsi sehari-hari dari 20 gram manitol:“Kelebihan konsumsi
mungkin memiliki efek pencahar.” Manitol digunakan dalam jumlah yang
sangat kecil dalam makanan sehingga beberapa orang yang mungkin
sensitif biasanya tidak masalah jika mereka secara bertahap
meningkatkan konsumsi rendah karbohidrat.
D. Xylitol
Xylitol
merupakan pemanis alami non-kariogenik yang banyak ditemukan pada tanaman plum,
strawberry, kembang kol, raspberry, serat kayu pohon birch yang
banyak terdapat di Firlandia. Xylitol merupakan substansi gula dengan kemanisan
yang sama dengan kemanisan sukrosa akan tetapi memiliki kalori yang lebih kecil
40% dari sukrosa. Nilai kalori dari xylitol adalah berkisar 2,4 kcal/gr atau
lebih rendah. Xylitol merupakan sejenis pemanis polyols yang bersifat
non-asidogenik dan non-kariogenik (Anomynous, 2007).
Xylitol saat ini telah disetujui untuk digunakan
dalam makanan, farmasi dan produk kesehatan mulut di seluruh
dunia. Xylitol digunakan dalam makanan seperti permen karet, permen
jelly dan permen keras, dan obat-obatan dan produk kesehatan mulut seperti
pelega tenggorokan, obat batuk, multivitamin kunyah anak-anak, pasta gigi
dan pencuci mulut. Di Amerika Serikat, xylitol disetujui sebagai bahan tambahan
makanan langsung untuk digunakan dalam makanan untuk diet khusus.
Xylitol
merupakan gula alkohol (polyols) yang mempunyai lima ikatan rantai
karbon dengan rumus kimia C5H12O5. Peranan xylitol dalam bidang kedokteran gigi
adalah memberikan efek terhadap metabolisme rongga mulut, menghambat
pertumbuhan plak, menghambat pertumbuhan bakteri Streptoccocus mutans, mendorong
proses remineralisasi, meningkatkan pH plak dan pH saliva, menstimulasi saliva,
menetralkan kadar kalsium dan fosfat serta menghambat perkembangan karies.
Dalam bidang Kedokteran Gigi, xylitol telah banyak diaplikasikan dalam berbagai
macam produk seperti permen karet, tablet hisap, obat kumur dan pasta gigi (Anomynous,
2007).
Manfaat
Xylitol
Ø memiliki rasa tidak enak dengan dan rasa tidak
menyenangkan aftertaste
Ø tingkat kemanisan hampir sama dengan sukrosa
Ø Membantu
Mengurangi Pengembangan Karies Gigi
Ø Mengurangi pembentukan plak
Ø Meningkatkan aliran liur untuk membantu dalam
memperbaiki kerusakan enamel gigi
Ø Menyediakan sekitar 2,4 Kalori per Gram
Ø mungkin berguna sebagai alternatif gula untuk
orang dengan diabetes
Mengurangi
Pembentukan Karies
Xylitol tidak dapat difermentasikan oleh bakteri plak gigi.
Kemampuan xylitol dalam menghambat karies dapat dilihat dari kemampuan xylitol
dalam menghambat pertumbuhan dan metabolisme Streptococcus mutans dan
plak gigi serta memiliki kemampuan meningkatkan pH saliva. Penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa xylitol sulit untuk difermentasikan oleh Streptoccocus
mutans karena memiliki rantai karbon yang lebih pendek dibandingkan pemanis
lainnya seperti sorbitol.
Xylitol menghambat pertumbuhan Streptoccocus
mutans yang dapat mengurangi kerentanan terhadap karies. Xylitol dapat
mengurangi proporsi polisakarida ekstraselluler dan meningkatkan proporsi
polisakarida intraselluler, hal ini menyebabkan plak akan menjadi kurang
melekat sehingga plak akan menjadi lebih mudah disingkirkan sewaktu menyikat
gigi. Xylitol memiliki efek protektif dalam mencegah karies dengan cara
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dalam plak dan
saliva serta penurunan level asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri. Xylitol
diabsorbsi dan berakumulasi secara intrasellular pada bakteri Streptococcus
mutans. Streptococcus mutans tidak dapat mengubah xylitol menjadi
asam karena tidak adanya enzim esensial, bahkan xylitol mampu berpenetrasi
kedalam membran sel bakteri sehingga memperkecil aktivitas glucosyltransferase.
Mengurangi
Pertumbuhan Plak
Kemampuan gusi
mengunyah xylitol manis dan tablet untuk mengurangi akumulasi plak dan
menghambat pertumbuhan plak kembali, telah ditunjukkan dalam beberapa
studi(termasuk studi di Sekolah Gigi dari Universitas Michigan dan Indiana.) Blends of xylitol dan sorbitol dalam mengunyah
karet telah terbukti menjadi lebih efektif dari pada sorbitol
saja, tetapi kurang efektif dibandingkan dengan produk xylitol murni.
Merangsang aliran air liur
Manis dan efek
dingin dari pemanis xylitol-produk (seperti permen dan permen karet)
menciptakan peningkatan aliran air liur. Air liur membantu membersihkan
dan melindungi gigi dari pembusukan, dan memiliki peran dalam memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh
tahap awal dari proses pembusukan.
E. Maltitol
Maltitol adalah gula alkohol (a poliol) digunakan
sebagai pengganti gula. Matitolmemiliki 75-90% dari kemanisan sukrosa (gula
tebu) dan hampir identik, kecuali untuk kecoklatan.
Maltitol digunakan untuk mengganti gula tebu karena memiliki lebih sedikit kalori, tidak menyebabkan kerusakan gigi dan
mempunyai efek yang agak lebih rendah pada glukosa darah. Secara kimiawi, maltitol juga dikenal sebagai
4-O-α-glucopyranosyl-D-sorbitol. Secara komersial, Maltitol dikenal dengan nama
dagang seperti Maltisorb dan Maltisweet. Maltitol tidak memiliki aftertaste
seperti golongan poliol lainnya.
Ciri-Ciri Maltitol
- Pemanis
dengan rasa yang bersih dengan intensitas kemanisan mirip sukrosa
- Pemanis
rendah kalori dengan hanya 2,1 gram kalori per gram
- Bermanfaat
dalam formulasi pangan rendah kalori, rendah lemak dan bebas gula
- Bermanfaat
terutama dalam pembuatan coklat bebas sukrosa
- Dapat
bermanfaat bagi penderita diabetes karena tidak menaikkan glukosa darah
ataukadar insulin
- Tidak
menkontribusi pembentukan karies gigi
Penggunaan
dalam Produk-Produk Bebas Gula/Rendah Kalori
Sebelum
maltitol dikembangkan, pembuatan produk-produk bebas gula atau rendah kalori
sangat sulit karena kekurangan atau ketidak miripan sifat fisik, kimia dan organoleptik
sukrosa dengan golongan poliol lain. Maltitol berbentuk Kristal, memiliki higroskopisitas
rendah, titik leleh tinggi dan stabil sehingga dapat mengganti penggunaan gula
untuk memproduksi coklat, permen, aneka roti dan es krim berkualitas tinggi.
Metabolisme
dalam Tubuh
Nilai energi
maltitol adalah 40% lebih rendah dari gula. Hal ini berhubungan dengan fakta
bahwa hanya sebagian kecil saja dari maltitol yang diabsorbsi oleh
usus kecil.Sebagian maltitol akan berada di usus besar dimana hanya akan terjadi fermentasi oleh bakteri. Hal inilah
yang menyebabkan konsumsi maltitol secara berlebihan dapat menimbulkan efek
laksatif.
Proses Pembuatan
Maltitol
diproduksi dengan cara hidrogenasi disakarida maltose dari sirup jagung khusus yang
pada gilirannya akan dihasilkan dari hidrolisis anzimatis pati terpurifikasi.
Maltitol terdapat dalam bentuk bubuk kristalin dan sirup maltitol.
F. Isomalt
Isomalt adalah pemanis bebas gula rasa yang
sangat baik. Produk yang dibuat denganisomalt memiliki tekstur dan penampilan
yang sama seperti yang dibuat dengan gula. Berasal dari gula, manfaat kesehatan isomalt dan stabilitas membuatnya menjadi
fleksibel dan bahan berharga untuk berbagai makanan dan obat-obatan rendah
kalori. Produk yangmengandung isomalt memiliki penampilan dan tekstur yang sama seperti yang dibuat dengan
gula. Ditemukan di tahun 1960-an, isomalt dibuat dari sukrosa dan akan terlihat
sama seperti gula meja. Warnanya putih, kristal dan tidak berbau.
Isomalt adalah campuran dari dua disakarida
alkohol: gluco-gluco-manitol dan sorbitol. Isomalt telah digunakan di Amerika
Serikat selama beberapa tahun di produk-produk seperti permen keras,
permen, permen karet, cokelat, dipanggang, suplemen nutrisi, batuk tetes
dan tenggorokan pelega tenggorokan. Telah tersedia di Eropa sejak awal
1980-an dan saat ini digunakan dalam berbagai produk di lebih dari 70 negara di
seluruh dunia. Isomalt menawarkan manfaat yang mengubah gaya hidup sesuai kontemporer
dan panduan untuk diet yang sehat. Karena kalori lebih rendah nilai dan manfaat
kesehatan lainnya, isomalt berguna untuk orang-orang yang mencoba untuk
mengurangi asupan energi mereka cukup sementara masih dapat menikmati hidangan
penutup favorit mereka, permen, dan kadang-kadang makanan manis lainnya sebagai
bagian dari makanan atau minuman.
Ciri-Ciri
Isomalt
v dibuat dari gula
v digunakan dalam berbagai makanan
v memberikan
rasa dan tekstur gula
v sinergis dengan pemanis lain
v menyediakan paling banyak 2 kalori per gram
v tidak menyebabkan karies gigi
v tidak meningkatkan glukosa darah atau tingkat
insulin
Bagaimana
Isomalt Dibuat
Dua langkah
proses dimulai dengan sukrosa. Pertama, sebuah enzim menata kembali ikatan antara
glukosa dan fruktosa dalam sukrosa. Pada langkah kedua, dua atom hidrogen
ditambahkan ke oksigen di bagian fruktosa disakarida. Sekitar setengah
dari bagian fruktosa disakarida asli diubah menjadi manitol dan sekitar
setengah dari bagian fruktosa disakarida asli diubah menjadi sorbitol. Oleh
karena itu, isomalt berisi dua disakarida berbeda alkohol:
gluco-gluco-manitol dan sorbitol. Perubahan molekuler yang terjadi dalam
langkah-langkah ini membuat isomalt lebih stabil – secara kimiawi dan enzimatik
– daripada sukrosa. Isomalt stabilitas adalah alasan bagi banyak dari manfaat kesehatan
dan berbagai besar produk yang dapat meningkatkan.
Penggunaan Isomalt
Selain
karakteristik yang merupakan hasil dari volume dan tekstur, isomalt dapat dipanaskan tanpa kehilangan
rasa manis atau menjadi rusak. Oleh karena itu, terutama digunakan dalam produk
yang direbus, dipanggang atau terkena suhu yang lebih tinggi. Isomalt menyerap
sangat sedikit air. Oleh karena itu, produk yang dibuat cenderung untuk tidak menjadi
lengket. Ini berarti bahwa permen, misalnya, dapat dimasukkan ke dalam paket
tanpa dibungkus terpisah, nyaman dan atribut menarik untuk konsumen sadar
lingkungan. Keuntungan lain, yang dihasilkan dari properti ini adalah
bahwa, karena produk tidak menyerap kelembaban sehingga mempunyai umur simpan
yang lebih lama.
Transfer
Isomalt meningkatkan rasa dalam makanan. Larut lebih lambat dalam mulut sehingga permen
dengan isomalt memiliki rasa lebih tahan lama. Daya manis isomalt tergantung
pada konsentrasi, temperatur dan bentuk produk yang digunakan. Ketika digunakan
sendirian, ia memberi kontribusi 45% hingga 65% dari rasa manis yang akan dihasilkan
dari jumlah sukrosa yang sama.
Metabolisme
Isomalt
Isomalt,
seperti semua poliol, adalah karbohidrat yang hanya sebagian dicerna dalam usus.
Pada bagian bawah saluran pencernaan, tidak menyerap tetapi sebagian dimetabolisme
oleh bakteri kolon. Karakteristik fisiologis Isomalt adalah hasil dari
prosesini: Isomalt tidak menyebabkan kerusakan gigi, mempunyai efek glukosa darah
rendah(respons glisemik rendah), memiliki efek seperti serat makanan dalam usus dan hanya setengah dari nilai kalori
sukrosa.
G. Lactitol
Lactitol ditemukan pada tahun 1920 dan pertama
kali digunakan dalam makanan di tahun 1980-an. Lactitol adalah poliol
disakarida (gula alkohol), berasal dari laktosa. Sebagai pemanis massal
yang unik yang sangat mirip dengan penanganan teknis dan sifat-sifat dari sukrosa, lactitol sangat
cocok untuk menggantikan sukrosa pada1: 1 dasar kalori makanan yang dikontrol.
Lactitol berupa bubuk kristal putih tidak berbau
dengan kemurnian sangat tinggi. Lactitolmemiliki rasa manis yang bersih yang
mirip dengan profil rasa sukrosa, saat tidak adaaftertaste yang diamati.
Kekuatan yang pemanis lactitol hanya 40% dari sukrosa. Karenarasa manis
lactitol yang ringan, maka lactitol adalah pemanis massal yang ideal untuk digabungkan
dengan pemanis berkalori rendah umum digunakan pada saat ini rendahkalori,
makanan bebas gula (misalnya Acesulfame K, aspartam, neotame, sakarin
dansucralose). Selain itu, rasa manis yang ringan memungkinkan rasa lain secara
jelasdirasakan. Kemanisan relatif meningkat bila konsentrasi lactitol dalam
makananmeningkat.
Lactitol tidak higroskopis, artinya tidak akan
menyerap uap air ke dalam produk. Ini akanmenjaga kerenyahan dan memperpanjang
umur simpan. Dalam cokelat, di mana efek pendinginan yang tidak
diinginkan, lactitol sangat berguna karena sifatnya yang sangatkecil terhadap
efek pendinginan. Dibandingkan dengan sukrosa, lactitol kelarutan telahcukup
baik. Hal ini dapat membantu mengurangi proses modifikasi, membuatmenggantikan
sukrosa sangat mudah. Lactitol dapat dilarutkan pada temperatur lebihrendah
daripada sukrosa, dan dengan demikian menghemat energi dan biaya
pemrosesan.Dalam kondisi asam dan basa, lactitol stabil dan juga tetap stabil di bawah suhu tinggi pengolahan makanan.
Keunikan Lactitol sebagai pemanis berkalori membuatnya
menjadi kurang serbaguna untuk berbagai aplikasi makanan. Karena
stabilitas, kelarutan dan selera serupa sukrosa, lactitol dapat digunakan dalam
berbagai makanan rendah kalori, rendah lemak atau makanan bebas gula seperti es
krim, coklat, permen keras dan lunak, dipanggang, dan pengganti gula.
Sebagai bahan serbaguna lactitol juga dapat diterapkan dalam aplikasi
farmasi tertentu, dalam makanan untuk penderita diabetes atau sebagai
cryoprotectant di surimi, atau sebagai culture susu prebiotik dalam
makanan.
Ciri-ciri
Lactitol
- Bulk
pemanis dengan rasa manis yang bersih
- Terbuat
dari laktosa
- Berguna
dalam merumuskan berbagai rendah kalori, rendah lemak dan gula
makanan bebas
- Menyediakan
hanya 2 kalori per gram
- Menyebabkan
tumbuhnya mikro flora yang baik dalam usus
- Tidak
menyebabkan karies gigi
- Tidak
meningkatkan glukosa darah atau tingkat insulin
Manfaat Lactitol
Rendah kalori
Lactitol tidak
dimetabolisme seperti karbohidrat khas. Berbeda dengan metabolism laktosa,
lactitol tidak dihidrolisis dengan laktase. Hal ini tidak dihidrolisis atau diserap diusus kecil. Lactitol
dimetabolisme oleh bakteri dalam usus besar, di mana diubah menjadi biomassa,
asam-asam organik, karbon dioksida dan sejumlah kecil hidrogen. Asam organik
selanjutnya dimetabolisme menghasilkan kalori kontribusi dari 2 kalori per gram(karbohidrat umumnya memiliki sekitar 4
kalori per gram). FDA telah menerima nilai kalori ini untuk tujuan pelabelan di Amerika Serikat Uni Eropa Directive Pelabelan
Gizi menyatakan bahwa semua gula alkohol, termasuk lactitol, memiliki nilai
kalori 2,4 kalori per gram.
Meningkatkan Kesehatan
Sejak
lactitol dapat melewati saluran pencernaan atas tanpa dihidrolisis dan
diserap, ia mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan dalam usus
besar seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli. Bakteri usus memfermentasi
lactitol, mengakibatkan pembentukan lingkungan asam dalam usus besar akibat
pembentukan asam lemak rantai pendek. Pada kondisi asam ini, bakteri yang
menguntungkan, lebih dikenal sebagai probiotik, tumbuh di preferensi atas
organisme penyebab penyakit atau patogen. Sebagai bahan prebiotik sangat
baik, lactitol dapat membantu untuk menjaga microflora kolon.
Rendah Glycemic dan
Insulinemic Respon
Sebagai
bahan pemanis, lactitol memiliki indeks glisemik rendah dan tidak
menyebabkan peningkatan glukosa darah atau tingkat insulin setelah
konsumsi. Pengendalian glukosa darah, lipid dan berat adalah tiga tujuan utama
dalam penanganan diabetes. Bukan hanya penderita diabetes dapat menggunakan
makanan rendah GI yang terdiri dari lactitol untuk menggantikan gula untuk
memberi mereka lebih banyak jenis rendah kalori dan bebas gula dalam pilihan diet
diabetes mereka. Mengkonsumsi makanan rendah GI dapat juga memberikan manfaat
kesehatan untuk orang-orang yang sadar kesehatan.
H. Erythritol
Erythritol, sebuah
poliol (gula alkohol), saat ini digunakan sebagai pemanis massal dalam mengurangi
makanan kalori. Hal ini terjadi secara alami dalam buah-buahan seperti pir, melon
dan anggur, serta makanan seperti jamur dan makanan yang diturunkan dari fermentasi
seperti anggur, kecap dan keju. Sejak 1990, telah erythritol diproduksi secara komersial
dan ditambahkan ke makanan dan minuman untuk memberikan rasa manis, serta
meningkatkan rasa dan tekstur.
Erythritol adalah bubuk
kristal putih dengan rasa manis yang bersih yang mirip dengan sukrosa. Ini
adalah sekitar 70% semanis sukrosa dan mengalir dengan mudah karena
non-higroskopik karakter. Seperti polyols lain, erythritol tidak menyebabkan
kerusakan gigi dan aman bagi penderita diabetes. Namun, kalori Erythritol 0
kalori per gram dan tinggi toleransi pencernaan membedakannya dari polyols
lain. Karena erythritol dengan cepat diserap dalam usus halus dan cepat
dihilangkan oleh tubuh dalam waktu 24 jam.
Ciri-Ciri ERYTHRITOL
ü Pemanis berkalori nol
ü Bulk pemanis yang dapat
dicampur dengan pemanis berkalori rendah (misalnya,Acesulfame potassium dan
aspartam) dan / atau polyols lainnya (misalnya, sorbitol danxylitol)
ü Rasa manis tanpa
aftertaste
ü Potensi digunakan dalam
berbagai nol / rendah kalori, rendah lemak dan makanan bebas gula dan minuman
ü Bermanfaat bagi
penderita diabetes karena tidak menaikkan glukosa darah atau tingkat
insulin
ü Tidak memberikan
sumbangan terhadap pembentukan karies gigi
DAFTAR PUSTAKA
Anomynous. 2010. Gula Alkohol (Polyol).
Anomynous.
2008. Sorbitol,
Pengganti Gula.
Anomynous. 2007. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.
diakses
tanggal 24 – 11- 2011
diakses
tanggal 24 – 11- 2011
Soesilo, Diana, Rinna Erlyawati
Santoso,
Indeswati Diyatri. 2005. Peranan
sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH saliva pada proses pencegahan
karies.