Jumat, 25 Januari 2013


 motivasi by K.C.W.

I don't have a smart brain, but I have the willpower to be equal to their
try ... try .. and keep trying again

Umur tidak akan menjadikan seseorang dewasa, tetapi proseslah yang mendewasakan.

Tidak benar jika dia mencintai Anda tapi tidak mencintai kehidupan Anda.

Sejatinya org pintar itu org yg bisa mengembalikan kesalahan pd kebenaran bukan hanya mencela tanpa tindakan. 

Meremehkan restu orang tua sama artinya memasukkan diri anda sendiri pada jurang kesengsaraan.

Sebaik-baiknya hidup adalah atas kehidupan diri sendiri yang mampu menghidupkan bukan kehidupan dibawah bayang-bayang orang lain.


Rabu, 16 Januari 2013


I'm your number one fan,,
Selamat ulang tahun
barokallah mr.(**)
PERSEMBAHAN DALAM KALBU 



banyak kata yg tak mampu tuk diucapkan 
banyak imajinasi yg tak berdaya tuk dituangkan
hingga 1000 lebarpun putihpun tak kan mampu memuatnya
namun dengan 1 kata THANKS khan mewakili smuanya :)






Senin, 07 Januari 2013

Genetically Modified Organisme(GMO)


A.  Gambaran Umum Genetically Modified Organisme(GMO)
Sebuah organisme termodifikasi secara genetis (GMO) atau rekayasa genetik organisme (GEO) adalah organisme yang materi genetiknya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. These techniques, generally known as recombinant DNA technology, use DNA molecules from different sources, which are combined into one molecule to create a new set of genes . Teknik-teknik ini, umumnya dikenal sebagai teknologi rekombinan DNA, DNA menggunakan molekul dari sumber yang berbeda, yang digabungkan menjadi satu molekul untuk membuat satu set gen baru. This DNA is then transferred into an organism, giving it modified or novel genes. Transgenic organisms , a subset of GMOs, are organisms which have inserted DNA that originated in a different species. DNA ini kemudian ditransfer ke organisme lain, sehingga dimodifikasi dan memberikan suatu gen baru. Organisme transgenik , merupakan subset dari GMO yaitu organisme yang telah disisipkan DNA yang berasal dari spesies yang berbeda. Some GMOs contain no DNA from other species and are therefore not transgenic but cisgenic . Beberapa GMO tidak berisi DNA dari spesies lain  karena tidak  termasuk transgenik tetapi cisgenik.
Ketika gen yang dimasukkan dari spesies yang berbeda, yang merupakan bentuk transfer gen horizontal . In nature this can occur when exogenous DNA penetrates the cell membrane for any reason. Di alam ini dapat terjadi jika DNA eksogen menembus membran sel. To do this artificially may require attaching the genes to a virus or just physically inserting the extra DNA into the nucleus of the intended host with a very small syringe, or with very small particles fired from a gene gun . [ 1 ] However, other methods exploit natural forms of gene transfer, such as the ability of Agrobacterium to transfer genetic material to plants, [ 2 ] or the ability of lentiviruses to transfer genes to animal cells. [ 3 ] Untuk melakukan hal ini artifisial mungkin memerlukan gen sebuah virus atau hanya secara fisik memasukkan DNA ekstra ke dalam nukleus dari tuan rumah yang dilakukan dengan jarum suntik yang sangat kecil, atau dengan partikel-partikel sangat kecil yang ditembakkan dari sebuah pistol gen .
GMO banyak diaplikasikan pada produk pertanian seperti ubi jalar, kapas, jagung, padi, dan insektisida dari bakteri serta pada produk industri pangan seperti produksi enzim, asam amino, bahan kimia organik, produksi protein sel tunggal, produksi pewarna angkak, industri bir, dan industri susu.
Berbagai keunggulan dari tanaman yang diperoleh dari teknologi rDNA adalah sebagai berikut:
Ø Menghasilkan jenis tanaman barubyang tahan tarerhadap kondisi pertumbuhan yang keras, seperti lahan kering, lahan yang berkadar garam tinggi, dan suhu lingkungan yang ekstrim. Bila berhasil dilakukan modifikasi genetika pda tanaman, maka dapat dihasilkan asam lemak linoleat yang tinggi yang menyebabkan tanaman mampu hidup dengan baik pada suhu dingin dan beku.
Ø Toleransi terhadap herbisida yang ramah lingkungan yang dapat mengganggu gulma, tetapi tidak mengganggu tanamannya sendiri. Dengan sifat yang tinggi toleransinya terhadap herbisida, tanaman akan tumbuh tanpa silage, sehingga dapat membantu melestarikan lahan, bahan bakar, dan air.
Ø Meningkatkan sifat – sifat fungsional yang dikehendaki, seperti mereduksi sifat atau daya alergi (toksisitas), menghambat pematangan buah, kadar pati yang lebih tinggi, serta daya simpan yang lebih panjang.
Ø Sifat – sifat yang lebih dikehendaki, misalnya kadar protein atau lemak, dan meningkatnya kadar fitokimia dan kandungan gizi.   
Aplikasi dari teknologi rekayasa genetik dalam industri pangan dapat digolongkan ke lima kategori sebagai berikut:
1.    Modifikasi dari struktur dan atau peningkatan produksi dari produk – produk biologi yang termasuk langkah melalui cara kloning gen yang dianggap releven yeng terdapat di dalam bakteri.
2.    Melakukan perubahan kemampuan mikroorganisme yang terpilih untuk meningkatkan atau memperbaiki dalam penggunaannya dalam industri, seperti misalnya pengembangan suatu bakteri yang bertanggung jawab terhadap tekstur maupun cita rasa makanan.
3.    Merekayasa mikroorganisme agar mampu menghasilkan berbagai jenis food additives yang banyak gunanya dalam proses pengolahan pangan.
4.    Merekayasa mikroorganisme sehingga menjadi jenis yang lebih sensitif dalam mendeteksi senyawa mutagen dalam makanan.
5.    Mengembangkan cara deteksi mikroba yang sangat spesifik berdasarkan teknologi hibridisasi DNA.

B.  Status Global Genetically Modified Organisme(GMO)
Lebih dari 50 jenis tanaman pangan GMO  dan produk komersial GMO lain telah lolos review pemerintah federal AS dan sekitar 100 jenis komoditas GMO baru sedang mengalami uji lapang. Pembuatan produk pangan dengan GMO diarahkan untuk memperoleh produksi yang tinggi, nutrisi dan penampilan berkualitas tinggi, dan resisten terhadap pengaruh lingkungan.
Melihat potensi manfaat yang dapat disumbangkan, pendekatan bioteknologi dipandang mampu menyelesaikan problematika panmgan dunia terutama di Negara – Negara sedang berkembang seperti yang telah berhasil dilakukan di Negara – Negara maju.
C.  Keamanan Pangan dengan Metode Genetically Modified Organisme(GMO)
Keamanan makanan merupakan jaminan bahwa makanan tidak akan menyebabkan bahaya pada tubuh jika disiapkan dan dimakan sesuai dengan pemakaian yang dianjurkan oleh FAO dan WHO. Untuk memberikan jaminan bahwa makanan yang berasal dari bioteknologi sama amannya dengan makanan yang dihasilkan melalui program pemulihan tradisional, strategi penilaian keamanan meliputi beberapa langkah kunci. Langkah – langkah penilaian keamanan makanan bioteknologi adalah sebagai berikut:
1.    Karakteristik molekuler
Untuk varietas tanaman baru yang dikembangkan melalui bioteknologi makanan, sumber gen yang dimasukkan ke dalam makanan tersebut terlebih dahulu diidentifikasi. System transformasi yang dipakai untuk memasukkan gen ke dalam genom tanaman didefinisikan, juga jumlah kopi gen yang dimasukkan, dan integrasi dan stabilitas penyisipan genetika ditentukan.
2.    Sifat Agronomi
Biasanya merupakan titik awal untuk mengevaluasin kesamaan subtansi. Misalnya padi sifat – sifat yang biasanya diuji adalah hasil panen, ukuran akar dan distribusi, kandungan zat kering dan daya tahan terhadap penyakit.
3.    Penilaian Nutrisi
Mencangkup kandungan nutrisi penting termasuk lemak, protein, karbohidrat serta mineral dan vitamin penting. Kandungan nutrisi kritis yang akan dinilaiditentukan, sebagian, dengan pengetahuan fungsi dan ekspresi poduk dari gen yang dimasukkan. Jika misalnya gen yang dimasukkan mengeluarkan enzim yang terkandung dalam biosintesa asam amino, maka profil asam amino akan ditentukan.
4.    Penilaian kandungan Racun
Zat beracun dan zat anti- nutrisi merupakan senyawa yang diketahui telah ada dalam berbagai jenis tanaman yang dapat mempengaruhi kesehatan (misalnya solanine glycoalkaloids yang ada dalam kentang atau penghalang trypsin dalam kacang kedelai). Tingkat anti- nutrisi dalam tanaman hasil modifikasi genetik dibandingkan dengan jenis tanaman konvensional yang ditanam dibawah kondisilingkungan dan agronomi yang sebanding.
5.    Penilaian Keamanan
Jika tanaman pangan hasil modifikasi genetic telah menunjukkan kesamaan subtantif dengan tanaman konvensional, penilaian keamanan berfokus pada sifat yang dimasukkan dan produk gen hasil klon. Kekhususan fungsi biologis dan mode tindakan protein menentukan penilaian kunci yang diambil.
Aerginitas (Pembawa Alergi)
Sejumlah kecil populasi manusia dewasa (1 -2 %) menderita alergi makanan yang disebabkan oleh reaksi imunologik terhadap makanan seperti telur, susu, ikan, kerang, kacang tanah, kacang kedelai, gandum dan poho penghasil kacang (tree nuts). Semua zat penyebab alergi pada makanan adalah protein, tapi kebanyakan protein tidak menimbulkan efek alergi pada orang dewasa dan anak – anak.
Kajian alergenitas mulanya terfokus pada karakteristik protein yang dihasilkan dari pemasukan gen baru selama modifikasi genetic. Sumber protein, sejarah keamanan penggunaan, fungsi gen protein, daya cerna, stabilitas terhadap panas dan proses – proses lainnya dipakai untuk membandingkan protein dengan alergen yang diketahui. Masalah keamanan yang potensial diidentifikasi dan keputusan dibuatuntuk menentukan apakah pngembangan produk khusus perlu ditindaklanjuti. Jika sifat baru dianggap penting untuk berkonstribusi dalam pasokan makanan melalui produk tanaman dan protein ternyata menimbulkan alergi, keputusan biasanya diambil untuk menentukan atau mencari gen alternative.
Terdapat prinsip- prinsip utama dalam pemilihan dan pengujian alergi dari makanan hasil modifikasi genetik. Prinsip – prisip tersebut adalah:
Ø Pemindahan alergen yang telah diketahui harus dihindari
Ø Asumsi yang dibuat menyatakan bahwa gen dari sumber alergi akan mewariskan alergen kecuali terbukti sebaliknya
Ø Semua protein yang dimasukkan dianalisis kemungkinan alergi yang bisa ditimbulkan
Keamanan Lingkungan
Sampai saat ini, hasil uji lapangan belum menunjukkan efek lingkungan yang merugikan. Adapun masalah lingkungan yang dipertimbangkan sehubungan dengan pemanfaatan bioteknologi tanaman yaitu:
·      Tanaman yang toleran terhadap herbisida dapat menyebarkan resistensinya terhadap gulma
·      Hama serangga dapat mengembangkan resistensi terhadap tanaman anti hama
·      Tanaman yang resistensi terhadap virus dapat menyebabkan materi genetik dari tanaman bercampur dengan meteri genetik virus di alam
·      Penanda resistensi antibiotika, dipakai untuk mengidentifikasi gen yang dipindahkan, mungkin menurunkan resistensi antibiotika terhadap tanaman hewan dan manusia.
Peraturan bioteknologi mengharuskan pengujian laboratorium dan lapangan yang ekstensif dalam kondisi terkontrol ketat untuk memastikan keamanan dan stabilitas tanaman yang dimodifikasi dengan bioteknologi sebelum diperdagangkan.
D.  Kontroversi Genetically Modified Organisme(GMO)
1)   Pandangan Kelompok yang Setuju Tanaman Transgenik
Ø Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih tinggi disbandingkan dangan tanaman konvensional, memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, dll sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian peptisida atau bahan kimia lain serta memiliki produktivitas yang lebih baik.
Ø Teknik rekayasa genetik sama dengan pemulihan tanaman, yaitu memperbaiki sifat – sifat tanaman dengan menambah sifat – sifat ketahanan terhadap cengkeraman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat.
Ø Mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya tanaman transgenik tidak perlu pupuk kimia, tidak perlu peptisida,dll. Sehingga tanaman transgenic dapat membantu upaya perbaikan lingkungan.
2)   Pandangan Kelompok yang Tidak Setuju Dikembangkan Tanaman Transgenik
Ø Potensi bahaya produk tidak diakui dan rendahnya daya ramal sehingga tidak ada antisipasi yang akan dilakukan jika ada penyimpangan, risk assessment dan risk management lemah, bahkan tidak ada. Dan hal itu akan berdampak (bahaya) sangat luas. Dampak negative dari pengembangan GMO dapat diutarakan sebagai berikut.
Ø Pengetahuan tentang probabilitas dan dampak ekologis dari transfer gen secara horizontal dari transgenic keorganisme lain masih kurang;
Ø Informasi ilmiah yang tersedia saat ini belum memadai untuk melakukan penilaian resiko yang andal mengenai pelepasan transgenik;
Ø Memodifikasi desain agung kehidupan yang disebut alam yang akan mengganggu ekosistem akibat dari penyerbukan yang tidak terbendung,merusak keanekaragaman hayati, melawan upaya penyelamatan bumi dan segala isinya;
Ø Penanaman monokultur amat berbahaya karena membuat stress lingkungan terhadap hama tanaman yang biasa ada, selanjutnya hama tersebut akan berevolusi dan setelah beberapa generasi akan muncul keturunan hama yang rentan;
Ø Kemungkinan bahaya pencemaran biologis makhluk hidup lain, penyelewengan sifat toksin, munculnya alergi yang tidak diketahui dan antibiotik;
Ø Sekali organisme transgenik dilepas ke alam dan terjadi persilangan, maka gen yang mencemarinya tidak dapat ditarik kembali, risiko tidak dapat diramal dalam satu generasi tetapi harus lebih dari 2 atau 3 generasi;
Ø Bioteknologi rekayasa genetik bukan soal meningkatkan produksi pangan semata, tetapi lebih merupakan eksploitasi kehidupan dan sistem pendukung kehidupan demi mencari keuntungan;
E.  Peraturan Penggunaan Genetically Modified Organisme (GMO) pada produk
Di Indonesia pengaturan keamanan hayati dan  keamanan pangan suatu produk pertanian hasil rekayasa genetik seperti tanaman transgenik, telah dikeluarkan keputusan bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Pangandan Hortikultura tentang: Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik Tanaman No.998.1/Kpts/ OT.210/9/99;790.a/Kptrs-IX/1999; 1145A/ MENKES/ SKB/ IX/199; 015A/ N meneg PHOR/ 09/ 1999. Dalam SKB ini disebutkan bahwa pengkajian keamanan hayati dan keamanan pangan tanaman transgenik, bagian – bagiannya, dan hasil olahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Ø Mencantumkan nama genus, spesies, kultivar tetuanya
Ø Mencantumkan metode modifikasi genetik yang dipakai dalam merekayasa tanaman transgenik
Ø Vektor yang digunakan bukan merupakan organisme pathogen, baik terhadap manusia maupun organism lain, jika modifikasi genetik menggunakan vektor
Ø Mencantumkan keterangan lengkap sumber gen yang digunakan dan metode pemusnahan sisa vektor
Ø Mencantumkan sistem reproduksi  tetuanya
Ø Mencantumkan sifat baru yang dipindahkan ke tanaman transgenik
Ø Mencantumkan keterangan keberadaan kerabat liar tetua tanaman transgenik
Ø Mencantumkan cara pemusnahannya apabila terjadi penyimpangan
Selain syarat di atas, tanaman transgenik yang digunakan untuk bahan pangan dan pakan juga harus disertai keterangan tentang hal – hal berikut:
Ø Stabilitas gen sisipan dan efikasi gen
Ø Kualitas gizi
Ø Kandungan senyawa beracun, antigizi, dan penyebab alergiyang bersifat alami atau hasil modifikasi
Ø Dipenuhi persyaratan kesepadanan substantial
Ø Secara umum aman untuk dikonsumsi
Ø Kemungkinan menyerbuki kerabat liar
Ø Kemungkinan terjadi ketahanan pada tanaman yang diserbuki terhadap organisme pengganggu tumbuhan, maupun herbisida
Ø Penampilan fungsi dan pengaruh dari modifikasi genetik
Kesepadanan substansial ditentukan berdasarkan: sifat fenotipik, karakteristik molekuler, analisis kandungan nutrisi,  sifat potensial toksisitas dan non-toksisitas, sifat allergen dan non-alergen, penggunaan kategori generally regarded as save (GRAS) dan tidak melakukan  pelabelan bahan pangan yang berasal dari tanaman transgenik.
Kelompok pakar dari badan internasional dunia Food and Agriculture Organization (FAO) memberikan beberapa petunjuk dan rekomendasi mengenai bioteknologi dan keamanan pangan, yaitu:
Ø Peraturan mengenai keamanan  pangan yang komprehensif dan ditetapkan  dengan baik merupakan hal yang penting untuk melindungi kesehatan konsumen dimana semua Negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut seimbang dengan perkembangan teknologi.
Ø Penilaian kesamaan untuk produk rekayasa genetik hendaknya berdasarkan konsep substansial ekuivalen.
Ø Pemindahan gen dari pangan yang menyebabkan alergi hendaknya dihindari, kecuali telah terbukti bahwa gen yang dipindahkan tidak menunjukkan alergi.
Ø Pemindahan gen dari bahan pangan yang mengandung alergen ke organisme lain tidak boleh dikomersialkan.
Ø Senyawa alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan immunogenicity dianjurkan untuk diidentifikasi.
Ø FAO akan mengadakan lokakarya untuk membahas dan memutuskan bilamana ada beberapa gen marka ketahanan antibiotik yang harus dihindari dari tanaman pangan komersial.
Ø Perlu ada pangkalan data (data base) tentang pangan dari tanaman, mikroorganisme pangan, dan pakan.
Ø Calidasi metode sangat diperlukan.
Ø Negara berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan tentang keamanan pangan dan komponenpangan yang ditimbulkan oleh modifikasi genetik.
Ø Perlu ditingkatkan riset untuk pengembangan metode untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan penilaian keamanan pangan untuk produk rekayasa gentik. 








DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Rekayasa Genetik Organisme.http://translate.googleusercontent.com
Swastika, Dewa K. S, Hardinsyah. 2008. Kebijakan Produk dan Peredaran Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika (PRG) di Indonesia. Fakultas Ekologi Manusia: IPB, Bogor
Winarno, F.G, Widya Agustinah. 2002. Pengantar Bioteknologi. Gramedia: Jakarta











        



















Gula Alkohol (Polyol)


A. Gula Alkohol
Konsumsi sukrosa sebagai pemanis makanan sekarang mulai digantikan dan dikurangi penggunaanya. Bahan pengganti gula harus memenuhi persyaratan yaitu harus mempunyai rasa manis, tidak toksik, tidak mahal, tidak bisa diragikan oleh bakteri plak gigi, berkalori, di samping
itu juga harus dapat dikerjakan secara industrial. Dari semua persyaratan tersebut, maka bahan pengganti gula yang baik adalah yang berasal dari golongan gula alkohol (Soesilo, Diana, 2005).
Gula alkohol merupakan monosakarida atau disakarida yang memiliki banyak gugus hidroksil.Gula alkohol terdapat di alam, tapi lebih banyak produk hidrogenasi dari mono-disakarida, contohnya sorbitol dari glukosa, maltitol dari maltosa. Gula jenis ini tidak mengandung grup karbonil pereduksi sehingga kurang reaktif (Prangdimurti E, 2007).
Gula alkohol atau poliol didefinisikan sebagai turunan sakarida yang gugus keton atau aldehidnya diganti dengan gugus hidroksil. Poliol adalah pemanis bebas gula. Poliol adalah karbohidrat tetapi bukan gula. Tidak seperti pemanis berpotensi tinggi seperti aspartame yang digunakan dalam jumlah kecil, poliol digunakan dalam jumlah yang sama seperti dukrosa. Secara kimia, poliol disebut alkohol polihidrat atau gula alcohol karena bagian dari struktur poliol mernyerupai gula dan bagian ini mirip dengan alkohol.
Tetapi pemanis bebas gula ini bukan gula dan juga bukan alkohol. Poliol diturunkan dari karbohidrat yang gugus karbonilnya (aldehid atau keton, gula pereduksi) direduksi menjadi gugus hidroksi primer atau sekunder. Poliol mempunyai rasa dan kemanisan hampir sama dengan gula tebu (sukrosa), bahkan beberapa jenis lebih manis. Poliol diturunkan dari gula tetapi tidak dimetabolisme seperti halnya metabolisme gula oleh tubuh. Beberapa keuntungan penggunaan poliol yaitu:
  1. Makanan yang ditambahkan poliol kalorinya lebih rendah dan bebas gula dari pada makanan yang tidak ditambah poliol
  2.  Rasa poliol seperti gula pada umumnya (gula tebu atau sukrosa)
  3. Kalorinya lebih rendah daripada gula
  4. Tidak menyebabkan kerusakan gigi
  5. Tidak mengalami reaksi Maillard dalam pemanggangan
  6.  Menurunkan respon insulin
Beberapa karakteristik dari poliol yaitu kalori yang lebih sedikit, pemanis, kemampuan untuk mempertahankan kadar air (humektan), sebagai bahan pengisi dan penurun “freeze point”. Poliol adalah bahan serba guna yang digunakan dalam berbagai aplikasi untuk memberikan nilai tambah.
Gula alkohol dikembangkan sebagai pengganti pemanis sukrosa, tetapi memiliki efek yang baik terutama untuk kesehatan gigi dan mencegah obesitas karena memiliki indeks glikemik yang rendah. Ada 2 golongan gula alkohol berdasarkan metabolismenya dalam tubuh yaitu: (Prangdimurti E, 2007).
1)      sedikit dapat diserap tapi dapat dimetabolisme, dan
2)      dapat diserap tapi tidak dapat dimetabolisme.

Tabel 1. Tingkat kemanisan relatif pemanis non nutritif


Kemanisan (% terhadap sukrosa)
OLIGOSAKARIDA
Neosugar (Frukto- oligosakarida)
30-60
Galakto-oligosakarida
20-40
Xylo- oligosakarida
50
Isomalto- oligosakarida
50
Soybean oligosakarida
70
Laktosukrosa
35-60
Laktulosa
60-70
Coupling sugar
50-60
Palatinosa
37-45
DISAKARIDA ALKOHOL
Maltitol
80-95
Laktitol
30-40
Palatinit (sorbitol dan manitol, 1:1)
30-40
MONOSAKARIDA ALKOHOL
Erythritol (tetrosa alkohol)
75-85
Sorbitol (heksosa alkohol)
60-70
Manitol (heksosa alkohol)
50

Gula alkohol diklasifikasikan berdasarkan jumlan unit sakarida yang terdapat dalam molekul. Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah monosakarida turunan glukosa, mannose dan xylosa. Maltitol dan lacitol adalah disakarida turunan dari hidrogenasi maltose dan laktosa. Isomalt (juga dikenal sebagai palatinit) adalah campuran 1:1 α-D-glocopyranosyl-[1-6-]-D-sorbitol (GPS) dan α-D-glocopyranosyl-[1-6]-D-mannitol(GPM).

B. Sorbitol
Sorbitol (C6H14O6) berasal dari golongan gula alkohol. Gula alkohol merupakan hasil reduksi dari glukosa di mana semua atom oksigen dalam molekul gula alkohol yang sederhana terdapat dalam bentuk kelompok hidroksil, sinonim dengan polyhidric alcohol (polyols). Polyols dapat dibagi menjadi dua yaitu polyols asiklik dan polyols siklik. Sorbitol termasuk dalam kelompok polyols asiklik dengan enam rantai karbon (Soesilo, Diana, 2005).
Sorbitol merupakan salah satu pemanis alternatif pengganti gula yang berasal dari golongan gula alkohol dan sering digunakan dalam makanan. Sorbitol (C6H14O6) paling banyak digunakan terutama di Indonesia sebagai pemanis pengganti gula karena bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah. Di Indonesia, sorbitol diproduksi dari tepung umbi tanaman singkong (Manihot Utillissima Pohl) yang termasuk keluarga Euphoribiaceae. Selain itu sorbitol juga dapat ditemui pada alga merah Bostrychia scorpiodes yang mengandung 13,6% sorbitol. Tanaman berri dari spesies Sorbus Americana mengandung 10% sorbitol. Famili Rosaceae seperti buah pir, apel, ceri, prune, peach, dan aprikot juga mengandung sorbitol. Sorbitol juga diproduksi dalam jaringan tubuh manusia yang merupakan hasil katalisasi dari D-glukosa oleh enzim aldose reductase, yang mengubah struktur aldehid (CHO) dalam molekul glukosa menjadi alkohol (CH2OH) (Soesilo, Diana, 2005).
Sorbitol berfungsi sebagai pengganti sukrosa dalam mencegah terjadinya karies gigi (Anomynous, 2007). Sorbitol bersifat non-cariogenic dan dapat digunakan sebagai pengganti sukrosa pada penderita penyakit diabetes. Nilai kalori makanan yang mengandung sorbitol sama tinggi dengan gula, tapi rasa manisnya kira-kira hanya 60 persen rasa manis sukrosa dengan 2,6 kalori per 1 gram. Memiliki kesan halus dengan manis, sejuk dan menyenangkan selera di mulut (Soesilo, Diana, 2005).
Saat ini sorbitol secara komersial diproduksi oleh hidrogenasi glukosa dan tersedia dalam bentuk cair dan kristal. Sorbitol telah dikukuhkan sebagai GRAS oleh US Food and Drug Administration dan ini telah disetujui untuk digunakan oleh Uni Eropa dan banyak negara di seluruh dunia, termasuk Australia, Kanada dan Jepang. Di Indonesia, sorbitol lebih banyak digunakan daripada jenis gula alkohol lainnya karena bahan dasar pembuatannya lebih mudah diperoleh dan harganya lebih murah dari tepung tapioka.
Ciri-Ciri Sorbitol
  • Menyediakan bulk dan manis dengan bersih, sejuk menyenangkan selera
  • Menyediakan satu sepertiga lebih sedikit kalori daripada gula – sekitar 2,6 kalori per gram
  • Humectant sangat baik, dan anti-texturizing agen mengkrista
  •  Dapat digunakan dalam berbagai produk, termasuk permen bebas gula, permen karet,makanan penutup beku dan makanan yang dipanggang
  • Tidak memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi
  • Berguna sebagai alternatif untuk gula bagi penderita diabetes atas saran dari penyedialayanan kesehatan mereka
Keuntungan Fungsional
·         Sorbitol digunakan sebagai Humektan
Dalam berbagai jenis produk untuk perlindungan terhadap hilangnya kadar air. Kemampuannya menstabilkan kadar air dan sifat-sifat tekstur sorbitol dimanfaatkan dalam produksi permen, makanan yang dipanggang dan cokelat di mana produk cenderung menjadi kering atau mengeras. Kemampuannya menstabilkan kadar air dapat melindungi produk ini dari pengeringan dan menjaga kesegaran awal selama penyimpanan.
Sorbitol sangat stabil dan tidak reaktif secara kimia. Sorbitol dapat menahan temperatur tinggi dan tidak ikut bereaksi dalam reaksi Maillard (kecoklatan). Hal ini menguntungkan, misalnya, dalam produksi kue di mana warna segar diinginkan tanpa munculnya kecoklatan yang diinginkan. Sorbitol juga mengkombinasikan dengan baik dengan bahan makanan lain seperti gula, gelling agen, protein dan lemak nabati. Sorbitol berfungsi dengan baik di banyak produk makanan seperti permen karet, permen,makanan pencuci mulut beku, kue-kue, serta produk perawatan mulut, termasuk pasta gigi dan obat kumur.
·                                 Tidak menimbulkan Karies gigi.
Sorbitol lebih aman terhadap gigi karena sorbitol difermentasikan dengan lambat oleh bakteri Sterptococcus mutans . Sorbitol dapat menyebabkan terjadinya sedikit penurunan pH plak dan setelah proses adaptasi bakteri plak mampu memfermentasi sorbitol. Sorbitol bersifat hypoacidogenic atau memiliki potensi kariogenik yang rendah (Anomynous, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian klinis dinyatakan bahwa sorbitol dapat menurunkan pH tetapi tidak lebih dari 5,7. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa Streptoccocus mutans tidak dapat mensintesa sorbitol untuk menghasilkan polisakarida seluler yang dapat melekat pada permukaan gigi. Dari hasil penelitian lain diketahui bahwa sorbitol dapat diuraikan oleh Streptoccocus mutans sehingga pH menjadi turun, namun kecepatan fermentasinya sangat rendah dibandingkan dengan sukrosa sehingga asam yang terbentuk dapat dinetralisir saliva sehingga pH yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap pembentukan karies gigi  (Anomynous, 2007).
Sorbitol juga diproduksi didalam jaringan tubuh manusia yang merupakan hasil katalisasi dari D-glukosa oleh enzim aldose reductase, yang mengubah struktur aldehid (CHO) dalam molekul glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Didalam tubuh sorbitol dapat dikatalisis oleh enzim sorbitol dehidrogenase untuk selanjutnya menjadi fruktosa, tapi fruktosa yang dihasilkan oleh sorbitol tidak dapat melewati siklus asam piruvat. Pada hasil akhirnya sorbitol tidak memproduksi asam laktat, asam format, etanol sehingga tidak dapat menyebabkan pH saliva menjadi asam (Anomynous, 2007).

Sorbitol (C6H14O6)
Sorbitol Dehidrogenase
Fruktosa
Fruktokinase
Fruktosa 1- P
Aldolase
DHAP plus Glyceraldehide
Alkohol Dehidrogenase
Gliserol

Lipogenesis
Gambar 1. Skema jalur metabolisme sorbitol

  • Digunakan sebagai diet bagi penderita diabetes.
Pengendalian gula darah, lipid dan berat badan adalah tiga tujuan utama pengelolaan diabetes. Sorbitol diserap perlahan-lahan. Oleh karena itu, ketika sorbitol digunakan, kenaikan glukosa darah dan respon insulin yang terkait dengan konsumsi  glukosa dapat dikurangi secara signifikan. Pengurangan nilai kalori (2,6 kalori per gramversus 4,0 untuk gula) dari sorbitol adalah konsisten dengan tujuan pengendalian berat badan. Produk pemanis dengan sorbitol di tempat gula mungkin berguna dalam menyediakan lebih banyak jenis dikurangi kalori dan pilihan bebas gula untuk penderita diabetes.
Menyadari bahwa diabetes adalah rumit dan persyaratan untuk manajemen dapat bervariasi antara individu, manfaat sorbitol harus didiskusikan antara individu dan penyedia layanan kesehatan mereka. Makanan manis dengan sorbitol mungkin mengandung bahan-bahan lain yang juga memberikan kontribusi kalori dan nutrisilainnya. Ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan makan.
Kerugian Sorbitol
Kerugian sorbitol apabila dipakai dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya diare karena sorbitol sangat sedikit diabsorbsi oleh usus halus dan akan langsung masuk ke usus besar sehingga dapat menunjang terjadinya diare dan perut kembung (Anomynous, 2007).
Keamanan penggunaan sorbitol telah dijamin oleh FDA (the Food and Drug Administration) melalui berbagai penelitian. Namun apabila terlalu banyak dikonsumsi, sorbitol dapat menyebabkan nyeri abdomen, menimbulkan gas, serta diare sedang hingga parah. Asupan sorbitol sebanyak 20 gram per hari telah dilaporkan mengakibatkan diare parah pada seorang wanita, sedangkan seorang lainnya terpaksa dirawat di rumah sakit setelah mengkonsumsi sebanyak 30 gram sorbitol per hari. Sorbitol dapat pula menyebabkan terhambatnya penyerapan fruktosa (Anomynous, 2008).
Metabolisme dalam Tubuh
Sorbitol diserap tubuh secara tidak sempurna (sekitar 50-79% diserap) sehingga tidak meningkatkan level insulin sebanyak gula, juga tidak menimbulkan kerusakan gigi. Absorbs sorbitol dapat meningkat apabila terdapat glukosa dalam campuran makanan atau hasil hidrolisis maltitol. Presentase sorbitol yang dapat dimetabolisme hanya 10-20% dari sorbitol yang dicerna. Sorbitol tidak dapat dicerna di usus kecil setelah mencapai kolon, akan terfermentasi oleh bekteri di kolon untuk menghasilkan asam lemak jenuh rantai pendek seperti asam asetat, propionate dan asam butirat serta gas seperti hidorgen dan metan. Asam lemak jenuh rantai pendek diabsorbsi dan memberikan energi pada tubuh. Gas ini dapat menimbulkan flatulensi, kram perut, kembung dan diare.
Proses Pembuatan
Sorbitol secara komersial dibuat dari glukosa (turunan pati jagung) yang dihidrogenasi katalitik pada tekanan tinggi, reduksi elektrolit melalui reaksi kimia atau dengan fermentasi. Konversi gula ke dalam bentuk sorbitol merupakan reaksi adisi dua unsur hidrogen terhadap aldosa (glukosa) melalui pemutusan ikatan rangkap C dan O pada gugus fungsional aldehid.

C. Mannitol
Manitol adalah poliol (gula alkohol) banyak digunakan dalam makanan dan industry farmasi karena sifat fungsional yang unik. Mannitol mempunyai tingkat kemanisan sekitar 50% semanis sukrosa dan memiliki efek pendinginan yang diinginkan sering digunakan untuk menutupi pahit. Manitol adalah non-cariogenic dan memiliki kandungankalori rendah. Manitol cocok untuk konsumsi dan telah digunakan secara aman di seluruh dunia selama lebih dari 60 tahun. Manitol ditemukan dalam kelimpahan di alam, terutama di exudates dari pohon-pohon, dan di laut segar ganggang dan jamur. Ini merupakan isomer dari sorbitol dan biasanya diproduksi pada hari ini oleh hidrogenasi khusus sirup glukosa. Manitol secara komersial tersedia dalam berbagai bentuk serbuk dan granular.
Ciri-ciri Manitol
  • Pemanis berkalori dengan hanya 1,6 kalori per gram
  • Nonhigroskopis
  • Menyediakan rasa manis dengan bersih, sejuk menyenangkan selera
  • Mungkin pemanis alternatif yang berguna bagi penderita diabetes
  • Tidak memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi
Keuntungan fungsional
Tidak seperti sorbitol, sebuah poliol sering digunakan untuk Humectant properti, manitol adalah nonhygroscopic (tidak memungut kelembaban). Untuk alasan ini, sering digunakan sebagai bedak untuk permen karet untuk mencegah permen karet menempel manufaktur peralatan dan pembungkus. Karena titik lebur yang tinggi (165-169oC),  manitol juga digunakan dalam lapisan rasa cokelat agen untuk es krim dan permen. Memiliki rasa menyenangkan, sangat stabil untuk kelembaban pickup dan tidak discolor  pada temperatur tinggi, yang membuat manitol ideal untuk digunakan dalam farmasi dannutrisi tablet.
Bermanfaat untuk Penderita Diabetes
Kontrol glukosa darah, lipid dan berat badan tiga tujuan utama dalam pengelolaan diabetes. Manitol secara perlahan diserap dari saluran pencernaan. Oleh karena itu, ketika manitol digunakan, kenaikan glukosa darah dan insulin permintaan jauh lebih sedikit dari pada yang dialami setelah konsumsi sukrosa. Berkurangnya nilai kalori manitol dibandingkan dengan sukrosa (1,6 vs 4,0 kalori per gram) adalah konsisten dengan tujuan untuk mengontrol asupan kalori dan berat badan pada penderita diabetes. Produk pemanis dengan manitol sebagai pengganti gula mungkin berguna dalam menyediakan lebih banyak jenis dikurangi kalori dan gula-pilihan bebas untuk penderita diabetes. Menyadari bahwa diabetes adalah rumit dan persyaratan untuk manajemen dapat bervariasi antara individu, manfaat manitol harus didiskusikan antara individu dan penyedia layanan kesehatan mereka. Makanan manis dengan manitol mungkin berisi bahan-bahan lain yang juga menyumbang kalori dan nutrisi lainnya. Ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan makan.
Bagaimana Tubuh Penggunaan manitol
Manitol, seperti semua poliol, adalah karbohidrat dicerna rendah yang hanya sebagian diserap dari usus kecil dan tidak dimetabolisme. Pada bagian bawah saluran pencernaan, bakteri kolon memfermentasi beberapa bagian yang tidak diserap. Pada beberapa orang, hal ini mungkin kadang-kadang menyebabkan tinja lebih lembut dari biasanya, mirip dengan efek dari makanan karbohidrat kompleks seperti kacang-kacangan atau buah prune. Respons seseorang rendah karbohidrat dicerna individu bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti jumlah dan frekuensi konsumsi. Regulasi US Food and Drug Administration’s untuk manitol memerlukan pernyataan label berikut untuk makanan yang layak konsumsi diduga dapat berakibat pada konsumsi sehari-hari dari 20 gram manitol:“Kelebihan konsumsi mungkin memiliki efek pencahar.” Manitol digunakan dalam jumlah yang sangat kecil dalam makanan sehingga beberapa orang yang mungkin sensitif  biasanya tidak masalah jika mereka secara bertahap meningkatkan konsumsi rendah karbohidrat.

D. Xylitol
Xylitol merupakan pemanis alami non-kariogenik yang banyak ditemukan pada tanaman plum, strawberry, kembang kol, raspberry, serat kayu pohon birch yang banyak terdapat di Firlandia. Xylitol merupakan substansi gula dengan kemanisan yang sama dengan kemanisan sukrosa akan tetapi memiliki kalori yang lebih kecil 40% dari sukrosa. Nilai kalori dari xylitol adalah berkisar 2,4 kcal/gr atau lebih rendah. Xylitol merupakan sejenis pemanis polyols yang bersifat non-asidogenik dan non-kariogenik (Anomynous, 2007).
Xylitol saat ini telah disetujui untuk digunakan dalam makanan, farmasi dan produk kesehatan mulut di seluruh dunia. Xylitol digunakan dalam makanan seperti permen karet, permen jelly dan permen keras, dan obat-obatan dan produk kesehatan mulut seperti pelega tenggorokan, obat batuk, multivitamin kunyah anak-anak, pasta gigi dan pencuci mulut. Di Amerika Serikat, xylitol disetujui sebagai bahan tambahan makanan langsung untuk digunakan dalam makanan untuk diet khusus.
Xylitol merupakan gula alkohol (polyols) yang mempunyai lima ikatan rantai karbon dengan rumus kimia C5H12O5. Peranan xylitol dalam bidang kedokteran gigi adalah memberikan efek terhadap metabolisme rongga mulut, menghambat pertumbuhan plak, menghambat pertumbuhan bakteri Streptoccocus mutans, mendorong proses remineralisasi, meningkatkan pH plak dan pH saliva, menstimulasi saliva, menetralkan kadar kalsium dan fosfat serta menghambat perkembangan karies. Dalam bidang Kedokteran Gigi, xylitol telah banyak diaplikasikan dalam berbagai macam produk seperti permen karet, tablet hisap, obat kumur dan pasta gigi (Anomynous, 2007).
Manfaat Xylitol
Ø  memiliki rasa tidak enak dengan dan rasa tidak menyenangkan aftertaste
Ø  tingkat kemanisan hampir sama dengan sukrosa
Ø   Membantu Mengurangi Pengembangan Karies Gigi
Ø  Mengurangi pembentukan plak 
Ø  Meningkatkan aliran liur untuk membantu dalam memperbaiki kerusakan enamel gigi
Ø  Menyediakan sekitar 2,4 Kalori per Gram
Ø  mungkin berguna sebagai alternatif gula untuk orang dengan diabetes
Mengurangi Pembentukan Karies
Xylitol tidak dapat difermentasikan oleh bakteri plak gigi. Kemampuan xylitol dalam menghambat karies dapat dilihat dari kemampuan xylitol dalam menghambat pertumbuhan dan metabolisme Streptococcus mutans dan plak gigi serta memiliki kemampuan meningkatkan pH saliva. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa xylitol sulit untuk difermentasikan oleh Streptoccocus mutans karena memiliki rantai karbon yang lebih pendek dibandingkan pemanis lainnya seperti sorbitol.
Xylitol menghambat pertumbuhan Streptoccocus mutans yang dapat mengurangi kerentanan terhadap karies. Xylitol dapat mengurangi proporsi polisakarida ekstraselluler dan meningkatkan proporsi polisakarida intraselluler, hal ini menyebabkan plak akan menjadi kurang melekat sehingga plak akan menjadi lebih mudah disingkirkan sewaktu menyikat gigi. Xylitol memiliki efek protektif dalam mencegah karies dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dalam plak dan saliva serta penurunan level asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri. Xylitol diabsorbsi dan berakumulasi secara intrasellular pada bakteri Streptococcus mutans. Streptococcus mutans tidak dapat mengubah xylitol menjadi asam karena tidak adanya enzim esensial, bahkan xylitol mampu berpenetrasi kedalam membran sel bakteri sehingga memperkecil aktivitas glucosyltransferase.
Mengurangi Pertumbuhan Plak 
Kemampuan gusi mengunyah xylitol manis dan tablet untuk mengurangi akumulasi plak dan menghambat pertumbuhan plak kembali, telah ditunjukkan dalam beberapa studi(termasuk studi di Sekolah Gigi dari Universitas Michigan dan Indiana.) Blends of xylitol dan sorbitol dalam mengunyah karet telah terbukti menjadi lebih efektif dari pada sorbitol saja, tetapi kurang efektif dibandingkan dengan produk xylitol murni.
Merangsang aliran air liur 
Manis dan efek dingin dari pemanis xylitol-produk (seperti permen dan permen karet) menciptakan peningkatan aliran air liur. Air liur membantu membersihkan dan melindungi gigi dari pembusukan, dan memiliki peran dalam  memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh tahap awal dari proses pembusukan.

E. Maltitol
Maltitol adalah gula alkohol (a poliol) digunakan sebagai pengganti gula. Matitolmemiliki 75-90% dari kemanisan sukrosa (gula tebu) dan hampir identik, kecuali untuk kecoklatan. Maltitol digunakan untuk mengganti gula tebu karena memiliki lebih sedikit  kalori, tidak menyebabkan kerusakan gigi dan mempunyai efek yang agak lebih rendah pada glukosa darah. Secara kimiawi, maltitol juga dikenal sebagai 4-O-α-glucopyranosyl-D-sorbitol. Secara komersial, Maltitol dikenal dengan nama dagang seperti Maltisorb dan Maltisweet. Maltitol tidak memiliki aftertaste seperti golongan poliol lainnya.
Ciri-Ciri Maltitol
  1. Pemanis dengan rasa yang bersih dengan intensitas kemanisan mirip sukrosa
  2. Pemanis rendah kalori dengan hanya 2,1 gram kalori per gram
  3. Bermanfaat dalam formulasi pangan rendah kalori, rendah lemak dan bebas gula
  4. Bermanfaat terutama dalam pembuatan coklat bebas sukrosa
  5. Dapat bermanfaat bagi penderita diabetes karena tidak menaikkan glukosa darah ataukadar insulin
  6. Tidak menkontribusi pembentukan karies gigi
Penggunaan dalam Produk-Produk Bebas Gula/Rendah Kalori
Sebelum maltitol dikembangkan, pembuatan produk-produk bebas gula atau rendah kalori sangat sulit karena kekurangan atau ketidak miripan sifat fisik, kimia dan organoleptik sukrosa dengan golongan poliol lain. Maltitol berbentuk Kristal, memiliki higroskopisitas rendah, titik leleh tinggi dan stabil sehingga dapat mengganti penggunaan gula untuk memproduksi coklat, permen, aneka roti dan es krim berkualitas tinggi.
Metabolisme dalam Tubuh 
Nilai energi maltitol adalah 40% lebih rendah dari gula. Hal ini berhubungan dengan fakta bahwa hanya sebagian kecil saja dari maltitol yang diabsorbsi oleh usus kecil.Sebagian maltitol akan berada di usus besar dimana hanya akan terjadi fermentasi oleh bakteri. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi maltitol secara berlebihan dapat menimbulkan efek laksatif.
Proses Pembuatan
Maltitol diproduksi dengan cara hidrogenasi disakarida maltose dari sirup jagung khusus yang pada gilirannya akan dihasilkan dari hidrolisis anzimatis pati terpurifikasi. Maltitol terdapat dalam bentuk bubuk kristalin dan sirup maltitol.

F. Isomalt
Isomalt adalah pemanis bebas gula rasa yang sangat baik. Produk yang dibuat denganisomalt memiliki tekstur dan penampilan yang sama seperti yang dibuat dengan gula. Berasal dari gula, manfaat kesehatan isomalt dan stabilitas membuatnya menjadi fleksibel dan bahan berharga untuk berbagai makanan dan obat-obatan rendah kalori. Produk yangmengandung isomalt memiliki penampilan dan tekstur yang sama seperti yang dibuat dengan gula. Ditemukan di tahun 1960-an, isomalt dibuat dari sukrosa dan akan terlihat sama seperti gula meja. Warnanya putih, kristal dan tidak berbau.
Isomalt adalah campuran dari dua disakarida alkohol: gluco-gluco-manitol dan sorbitol. Isomalt telah digunakan di Amerika Serikat selama beberapa tahun di produk-produk seperti permen keras, permen, permen karet, cokelat, dipanggang, suplemen nutrisi, batuk tetes dan tenggorokan pelega tenggorokan. Telah tersedia di Eropa sejak awal 1980-an dan saat ini digunakan dalam berbagai produk di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Isomalt menawarkan manfaat yang mengubah gaya hidup sesuai kontemporer dan panduan untuk diet yang sehat. Karena kalori lebih rendah nilai dan manfaat kesehatan lainnya, isomalt berguna untuk orang-orang yang mencoba untuk mengurangi asupan energi mereka cukup sementara masih dapat menikmati hidangan penutup favorit mereka, permen, dan kadang-kadang makanan manis lainnya sebagai bagian dari makanan atau minuman.
Ciri-Ciri Isomalt
v  dibuat dari gula
v  digunakan dalam berbagai makanan
v   memberikan rasa dan tekstur gula
v  sinergis dengan pemanis lain
v  menyediakan paling banyak 2 kalori per gram
v  tidak menyebabkan karies gigi
v  tidak meningkatkan glukosa darah atau tingkat insulin
Bagaimana Isomalt Dibuat
Dua langkah proses dimulai dengan sukrosa. Pertama, sebuah enzim menata kembali ikatan antara glukosa dan fruktosa dalam sukrosa. Pada langkah kedua, dua atom hidrogen ditambahkan ke oksigen di bagian fruktosa disakarida. Sekitar setengah dari bagian fruktosa disakarida asli diubah menjadi manitol dan sekitar setengah dari bagian fruktosa disakarida asli diubah menjadi sorbitol. Oleh karena itu, isomalt berisi dua disakarida berbeda alkohol: gluco-gluco-manitol dan sorbitol. Perubahan molekuler yang terjadi dalam langkah-langkah ini membuat isomalt lebih stabil – secara kimiawi dan enzimatik – daripada sukrosa. Isomalt stabilitas adalah alasan bagi banyak dari manfaat kesehatan dan berbagai besar produk yang dapat meningkatkan.
Penggunaan Isomalt
Selain karakteristik yang merupakan hasil dari volume dan tekstur, isomalt dapat dipanaskan tanpa kehilangan rasa manis atau menjadi rusak. Oleh karena itu, terutama digunakan dalam produk yang direbus, dipanggang atau terkena suhu yang lebih tinggi. Isomalt menyerap sangat sedikit air. Oleh karena itu, produk yang dibuat cenderung untuk tidak menjadi lengket. Ini berarti bahwa permen, misalnya, dapat dimasukkan ke dalam paket tanpa dibungkus terpisah, nyaman dan atribut menarik untuk konsumen sadar lingkungan. Keuntungan lain, yang dihasilkan dari properti ini adalah bahwa, karena produk tidak menyerap kelembaban sehingga mempunyai umur simpan yang lebih lama.
Transfer Isomalt meningkatkan rasa dalam makanan. Larut lebih lambat dalam mulut sehingga permen dengan isomalt memiliki rasa lebih tahan lama. Daya manis isomalt tergantung pada konsentrasi, temperatur dan bentuk produk yang digunakan. Ketika digunakan sendirian, ia memberi kontribusi 45% hingga 65% dari rasa manis yang akan dihasilkan dari jumlah sukrosa yang sama.
Metabolisme Isomalt
Isomalt, seperti semua poliol, adalah karbohidrat yang hanya sebagian dicerna dalam usus. Pada bagian bawah saluran pencernaan, tidak menyerap tetapi sebagian dimetabolisme oleh bakteri kolon. Karakteristik fisiologis Isomalt adalah hasil dari prosesini: Isomalt tidak menyebabkan kerusakan gigi, mempunyai efek glukosa darah rendah(respons glisemik rendah), memiliki efek seperti serat makanan dalam usus dan hanya setengah dari nilai kalori sukrosa.

G. Lactitol
Lactitol ditemukan pada tahun 1920 dan pertama kali digunakan dalam makanan di tahun 1980-an. Lactitol adalah poliol disakarida (gula alkohol), berasal dari laktosa. Sebagai pemanis massal yang unik yang sangat mirip dengan penanganan teknis dan sifat-sifat dari sukrosa, lactitol sangat cocok untuk menggantikan sukrosa pada1: 1 dasar kalori makanan yang dikontrol.
Lactitol berupa bubuk kristal putih tidak berbau dengan kemurnian sangat tinggi. Lactitolmemiliki rasa manis yang bersih yang mirip dengan profil rasa sukrosa, saat tidak adaaftertaste yang diamati. Kekuatan yang pemanis lactitol hanya 40% dari sukrosa. Karenarasa manis lactitol yang ringan, maka lactitol adalah pemanis massal yang ideal untuk digabungkan dengan pemanis berkalori rendah umum digunakan pada saat ini rendahkalori, makanan bebas gula (misalnya Acesulfame K, aspartam, neotame, sakarin dansucralose). Selain itu, rasa manis yang ringan memungkinkan rasa lain secara jelasdirasakan. Kemanisan relatif meningkat bila konsentrasi lactitol dalam makananmeningkat.
Lactitol tidak higroskopis, artinya tidak akan menyerap uap air ke dalam produk. Ini akanmenjaga kerenyahan dan memperpanjang umur simpan. Dalam cokelat, di mana efek  pendinginan yang tidak diinginkan, lactitol sangat berguna karena sifatnya yang sangatkecil terhadap efek pendinginan. Dibandingkan dengan sukrosa, lactitol kelarutan telahcukup baik. Hal ini dapat membantu mengurangi proses modifikasi, membuatmenggantikan sukrosa sangat mudah. Lactitol dapat dilarutkan pada temperatur lebihrendah daripada sukrosa, dan dengan demikian menghemat energi dan biaya pemrosesan.Dalam kondisi asam dan basa, lactitol stabil dan juga tetap stabil di bawah suhu tinggi pengolahan makanan.
Keunikan Lactitol sebagai pemanis berkalori membuatnya menjadi kurang serbaguna untuk  berbagai aplikasi makanan. Karena stabilitas, kelarutan dan selera serupa sukrosa, lactitol dapat digunakan dalam berbagai makanan rendah kalori, rendah lemak atau makanan bebas gula seperti es krim, coklat, permen keras dan lunak, dipanggang, dan pengganti gula. Sebagai bahan serbaguna lactitol juga dapat diterapkan dalam aplikasi farmasi tertentu, dalam makanan untuk penderita diabetes atau sebagai cryoprotectant di surimi, atau sebagai culture susu prebiotik dalam makanan.
Ciri-ciri Lactitol
  • Bulk pemanis dengan rasa manis yang bersih
  • Terbuat dari laktosa
  • Berguna dalam merumuskan berbagai rendah kalori, rendah lemak dan gula makanan bebas
  • Menyediakan hanya 2 kalori per gram
  • Menyebabkan tumbuhnya mikro flora yang baik dalam usus
  • Tidak menyebabkan karies gigi
  • Tidak meningkatkan glukosa darah atau tingkat insulin

Manfaat Lactitol
Rendah kalori
Lactitol tidak dimetabolisme seperti karbohidrat khas. Berbeda dengan metabolism laktosa, lactitol tidak dihidrolisis dengan laktase. Hal ini tidak dihidrolisis atau diserap diusus kecil. Lactitol dimetabolisme oleh bakteri dalam usus besar, di mana diubah menjadi biomassa, asam-asam organik, karbon dioksida dan sejumlah kecil hidrogen. Asam organik selanjutnya dimetabolisme menghasilkan kalori kontribusi dari 2 kalori per gram(karbohidrat umumnya memiliki sekitar 4 kalori per gram). FDA telah menerima nilai kalori ini untuk tujuan pelabelan di Amerika Serikat Uni Eropa Directive Pelabelan Gizi menyatakan bahwa semua gula alkohol, termasuk lactitol, memiliki nilai kalori 2,4 kalori per gram.
Meningkatkan Kesehatan
Sejak lactitol dapat melewati saluran pencernaan atas tanpa dihidrolisis dan diserap, ia mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan dalam usus besar seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli. Bakteri usus memfermentasi lactitol, mengakibatkan pembentukan lingkungan asam dalam usus besar akibat pembentukan asam lemak rantai pendek. Pada kondisi asam ini, bakteri yang menguntungkan, lebih dikenal sebagai probiotik, tumbuh di preferensi atas organisme penyebab penyakit atau patogen. Sebagai bahan prebiotik sangat baik, lactitol dapat membantu untuk menjaga microflora kolon.
Rendah Glycemic dan Insulinemic Respon
Sebagai bahan pemanis, lactitol memiliki indeks glisemik rendah dan tidak menyebabkan peningkatan glukosa darah atau tingkat insulin setelah konsumsi. Pengendalian glukosa darah, lipid dan berat adalah tiga tujuan utama dalam penanganan diabetes. Bukan hanya penderita diabetes dapat menggunakan makanan rendah GI yang terdiri dari lactitol untuk menggantikan gula untuk memberi mereka lebih banyak jenis rendah kalori dan bebas gula dalam pilihan diet diabetes mereka. Mengkonsumsi makanan rendah GI dapat juga memberikan manfaat kesehatan untuk orang-orang yang sadar kesehatan. 

H. Erythritol
Erythritol, sebuah poliol (gula alkohol), saat ini digunakan sebagai pemanis massal dalam mengurangi makanan kalori. Hal ini terjadi secara alami dalam buah-buahan seperti pir, melon dan anggur, serta makanan seperti jamur dan makanan yang diturunkan dari fermentasi seperti anggur, kecap dan keju. Sejak 1990, telah erythritol diproduksi secara komersial dan ditambahkan ke makanan dan minuman untuk memberikan rasa manis, serta meningkatkan rasa dan tekstur.
Erythritol adalah bubuk kristal putih dengan rasa manis yang bersih yang mirip dengan sukrosa. Ini adalah sekitar 70% semanis sukrosa dan mengalir dengan mudah karena non-higroskopik karakter. Seperti polyols lain, erythritol tidak menyebabkan kerusakan gigi dan aman bagi penderita diabetes. Namun, kalori Erythritol 0 kalori per gram dan tinggi toleransi pencernaan membedakannya dari polyols lain. Karena erythritol dengan cepat diserap dalam usus halus dan cepat dihilangkan oleh tubuh dalam waktu 24 jam.
Ciri-Ciri ERYTHRITOL
ü  Pemanis berkalori nol
ü  Bulk pemanis yang dapat dicampur dengan pemanis berkalori rendah (misalnya,Acesulfame potassium dan aspartam) dan / atau polyols lainnya (misalnya, sorbitol danxylitol)
ü  Rasa manis tanpa aftertaste
ü  Potensi digunakan dalam berbagai nol / rendah kalori, rendah lemak dan  makanan bebas gula dan minuman
ü  Bermanfaat bagi penderita diabetes karena tidak menaikkan glukosa darah atau tingkat  insulin
ü  Tidak memberikan sumbangan terhadap pembentukan karies gigi


DAFTAR PUSTAKA

Anomynous. 2010. Gula Alkohol (Polyol).
 http://www.scribd.com/doc/67831593/GULA-ALKOHOL diakses tanggal 24 – 11- 2011
Anomynous. 2008. Sorbitol, Pengganti Gula.
Anomynous. 2007. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.
diakses tanggal 24 – 11- 2011
Prangdimurti E, NS Palupi, FR Zakaria . 2007. Metode Evaluasi Nilai Biologis Karbohidrat dan Lemak. http://xa.yimg.com/kq/groups/20875559/932235840/name/modul12.pdf
diakses tanggal 24 – 11- 2011
Soesilo, Diana, Rinna Erlyawati Santoso, Indeswati Diyatri. 2005. Peranan sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies.